Membangun Impian
Sejak kecil, kita selalu ditanyakan satu pertanyaan ini, "kalau sudah besar, mau jadi apa?" Dengan semangat kita menjawab profesi atau pekerjaan yang kita anggap keren saat itu, seperti dokter, guru, astronot, dan lainnya.
Namun saat kita beranjak dewasa, banyak dari kita merasa pertanyaan satu itu sangat sulit untuk dijawab, dengan banyaknya keinginan untuk digapai di masa depan, namun dengan keadaan yang kurang memungkinkan, beberapa dari kita terpaksa untung mengubur impian itu dalam-dalam.
Saya sendiri tidak tahu apa yang ingin saya lakukan di masa depan, dulu, saat ditanya, saya dengan semangat menjawab ingin menjadi astronot, kalau diingat kembali, konyol rasanya.
Mengetahui betapa sulitnya untuk menjadi astronot, saya perlahan-lahan melupakan cita-cita itu, dan mencoba untuk mencari hobi lain yang mungkin bisa membangun potensi kemampuan yang tidak saya ketahui sebelumnya.
Saat saya duduk di kelas 3 SD, saya ingat sekali mama membelikan saya buku novel kumpulan cerpen, di saat itu juga, saya jatuh cinta pada dunia fiksi, tak ada satu bulanpun terlewat tanpa membeli buku baru.
Dan saat saya naik ke kelas 4, saya mulai mencoba menulis cerita saya sendiri, saya masih ingat jelas betapa konyolnya cerita itu, cerita yang ditulis bergantian dengan teman-teman lainnya di satu buku tulis kecil, dengan kertas-kertas penuh coretan namun penuh kenangan.
Di kelas 5 SD, saya mulai menulis cerita di salah satu aplikasi online, cerita ini juga, saya masih ingat jelas, sangat konyol, dan membuat saya tertawa setiap kali mengingatnya.
Di SMP, saya mulai membuat cerita dengan lebih 'detil' saya memperhatikan perjalanan alur cerita, tidak seperti sebelumnya yang hanya ditulis tanpa memikirkan alur sama sekali. Saya memperhatikan alur, latar, dan beberapa akhir cerita yang memungkinkan.
Tapi semenjak pandemi dimulai, entah kenapa semangat saya menurun, ide-ide cerita yang ada di kepala saya dibiarkan begitu saja, cerita yang sudah saya tulis dibiarkan menggantung tanpa kelanjutan. Bahkan, minat membaca buku saya juga berkurang.
Saya ingin menjadi penulis, itu yang selalu saya tanamkan baik di pikiran maupun di hati saya, memiliki kemampuan untuk mengubah ide-ide di kepala menjadi sebuah cerita yang menhibur merupakan pemikiran yang menyenangkan untuk saya.
Beberapa penulis sukses yang membuat saya termotivasi adalah JK Rowling (penulis Harry Potter), Rick Riordian (Percy Jackson), L.M Montgomery (Anne of Green Gables), Sir Arthur Conan Doyle (Sherlock Holmes), Louisa May Alcott (Little Women), dan Gaston Leroux (The Phantom of the Opera).
Mungkin salah satu alasan saya ingin menjadi penulis adalah saya tidak mau untuk bekerja kantoran dan dibawah tekanan dari atasan maupun teman sekantor, saya ingin bekerja dengan santai dirumah, mengembangkan ide-ide cerita sambil minum secangkir teh dan memakan kudapan kesukaan saya.
Pemikiran seperti itu yang membuat saya tetap bertahan pada impian ini, saya berharap saya bisa mencapainya, walau mungkin kehendak Allah SWT berkata lain, dengan ikhlas saya akan menjalankannya.

Komentar
Posting Komentar